Senin, 13 Januari 2014



jiwa-jiwa itu telah pergi
sejauh apa hanya Dia yang mengetahuinya
jiwa-jiwa yang bergairah pada kefanaan
jiwa-jiwa nyaman dalam kehangatan sinar lampu kota

-seorang pendosa-



Jumat, 10 Januari 2014


Sudahlah sudah
Jangan kau jatuhkan lagi air matamu.
Simpan saja tetesan-tetesan kesedihanmu.
Aku tahu, kau ingin mengatakan sesuatu. Aku tahu.
Tapi aku juga tahu, bahwa engkau kuat untuk tidak membiarkan tetesan itu mengalir.
Hatimu ingin mengatakan sesuatu?
Ya, dengarkanlah ia. Ia akan menjadi penunjuk terang dalam remang logikamu.
Jangan kau tutup pintumu, aku sedih jika kau menutupnya.
Aku mohon jangan.
Semua pasti akan berjalan sebagaimana mestinya, kau tahu itu.
Hanya cukup dengan bersabar dan indahkanlah pribadimu.
Simpan tetesanmu itu untuk sebuah kemuliaan yang agung.



Kamis, 09 Januari 2014


Melihatmu dari kejauhan, sejenak aku sadari bahwa kau mencintai keindahan. Ya, semua manusia mencintai keindahan. Keindahan yang Tuhan ciptakan untuk dinikmati oleh salah satu panca indera kita. Begitulah. Tapi satu hal, hanya itu yang kau inginkan? hanya keindahan?
Kau hanya melihat dari satu sisi saja, sobat. Satu sisi. Itu tidak adil ketika kau menuntut, kau ingin diterima dari segala sisi. Belajarlah untuk tidak berfikir dari satu sisi. Aku belajar, Kau belajar, Semuanya belajar.
Keindahan yang kau dapatkan memang mudah, karena kaupun merasa dirimu indah. Semua keindahan itu indah, tahukah kau sobat?
Keindahan yang kau dapatkan dengan mudah itu, membuatmu semua menjadi terasa mudah. Kau pamerkan apa yang kau dapatkan, bahagiakah engkau sobat?
Aku berkata seperti ini karena aku peduli. Ada banyak keindahan yang belum kau lihat. Akupun begitu, maka aku berkata demikian. Aku ingin melihat keindahan dari kacamatamu, dari kacamata yang lain.
Sobat, ada hal yang tidak dapat kau ubah. Mungkin memang bukan bagianmu. Sayangnya, kau mungkin tidak menyadari itu.