Rabu, 17 April 2013









mannequin


Dibawalah mannequin itu ke sudut ruangan.
Dihiasnya seindah mungkin.
Diajak bicaralah ia seakan-akan manusia.
Ya, dianggapnya mannequin berjalan.
Dianggapnya mannequin yang dapat ia banggakan suatu saat nanti.

Polesan make -up memenuhi wajah mannequin itu.
Menjadi cantik lah mannequin itu.
Senyum bibir mungil mannequin itu menambah pesonanya.

Nasib macam apa yang menimpa mannequin itu.
Sejenak sang designer mendadak pergi.
Pergi jauh membelakangi mannequin.
Pergi jauh dengan memastikan bahwa mannequin baik-baik saja.
Di sudut itu, mannequin diam tak bergerak.
Mata memandang punggung sang designer.
Dan mannequin hanya bisa diam menunggu sang designer handal.
Designer handal yang mengerti bagaimana seharusnya memperlakukan mannequin.
Entah kapan.





Selasa, 09 April 2013

lagi lagi dan lagi


Semua nampak samar-samar, angin berhembus menyentuh kulit. Dari kejauhan bintang bersinar terang,"kenapa yang jauh saja nampak jelas?", kataku. Aku duduk bersandar di pohon yang tinggi besar dan pastinya kuat. Kusandarkan kepalaku pada pohon itu.

Lamunanku terhentak ketika aku melihat dari kejauhan ada seorang lain datang mendekat, dari jauh nampak badannya yang tinggi. Wajahnya tak terlihat jelas karena kegelapan malam. Kemudian aku mencari semak-semak untuk bersembunyi, dengan harapan bahwa aku tidak ingin terlihat. Bersembunyilah aku di semak dekat pohon tempat tadi aku bersandar.
Dari kejauhan itu terlihat ternyata seorang itu bersama dengan orang lain. Ah, ternyata ...



Minggu, 07 April 2013








Itu hanya pilihan yang dilegalkan


Kalian pasti tahu tentang lokalisasi atau sering disebut tempat prostitusi, sekarang saya ingin membahas hal ini yang mungkin sudah pernah kalian bahas sebelumnya.

Kebetulan saya tinggal di daerah istimewa yogyakarta, kota yang penuh dengan keberagaman dan keunikan tersendiri. Kota yang membuat hati nyaman dan tenang, kota yang memang menenangkan. Disudut kota jogja ini, ada daerah yang sering disebut "pasar kembang", sudut kota yang memang disengaja untuk menjadi tempat lokalisasi bagi mereka untuk mencari nafkah.
Pasar kembang, bagi sebagian banyak orang tempat itu merupakan tempat yang dipinggirkan, tapi bagi sebagian orang lainnya tempat itu menjadi lahan penyambung hidup. Ironis? Tidak juga, karena begitulah hidup.

Pekerjaan sebagai wanita malam terkesan kotor? Iya. Secara norma, bagaimana menurut kalian?
Pekerjaan apa sih yang paling bergengsi didunia ini?

Sebagai perempuan, saya heran mengapa mereka memilih hal seperti itu untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi disisi lain banyak faktor mengapa mereka memilih pekerjaan seperti itu, maka pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya.
Saya tidak akan menjadi hakim paling benar, tapi saya merasa semua ini tidak adil. Pekerjaan seperti itu membuat harga diri mereka dijatuhkan begitu saja, banyak yang merasakan kenikmatan tapi setelah itu hujatan yang dilontarkan. Adil?
Mereka menjadi bahan tertawaan atas apa yang mereka lakukan, manusiawi?
Mereka berjuang untuk mengenyangkan perut mereka dengan mengesampingkan apa yang orang lain katakan tentang mereka. Mereka melawan segala macam kontradiksi dalam diri mereka sendiri, Manusia macam apa kita yang hanya bisa menjadikan mereka bahan tertawaan tanpa melihat sisi mereka yang lain.

Ternyata pekerjaan seperti itupun dilegalkan oleh pemerintah, pekerjaan rendahkah itu?