Kali ini, saya ingin berbicara tentang politik. Bukan untuk menanggapi siapapun dan pihak manapun.
Tulisan ini murni saya tulis berdasarkan pikiran saya sendiri.
Begini, menjelang pilpres 2014 ini suasana pesta demokrasi ini terlihat sangat berbeda. Entah karena kita calon pemimpin bangsa kita punya sikap dan sifat yang cukup kontras. Atau mungkin, masyarakat luas sudah cukup memahami bagaimana pola politik di Indonesia tercinta ini.
Oke begini, melihat kondisi yang sedang hits ini, ada banyak pihak saling mencela dan saling mendukung. Ada banyak pihak juga yang akhirnya terbuka dengan pemikiran-pemikiran bebas seperti yang sudah-sudah. Saya disini juga mengikuti perkembangan politik. Hal yang paling saya sayangkan adalah masih adanya unsur SARA untuk saling melecehkan.
"Wow", pikir saya. Semua orang menunjukkan kekuasaannya, semua mau menunjukkan kemampuannya. Itu semua sah-sah saja menurut saya, tapi sayangnya lagi tindakan pelecehan verbal diterima mentah-mentah. Emosi dilibatkan dalam perbincangan. Saya diam, saya mendengarkan, sebenarnya emosi sayapun meluap-luap ketika ada unsur SARA dalam perdebatan. Kebetulan saya keturunan Chinese dan saya mengimani Katolik. Tapi bodoh rasanya saya sebagai seorang yang berpendidikan jika saya melakukan hal yang sama seperti yang lain.
Yang ingin saya tanyakan, salahkan kami sebagai kaum nasrani ingin hidup berdampingan dalam damai?
Kemudian, sebagai seorang keturunan, salahkan kami ingin memperjuangkan hak kami di tanah milik bersama? Kami keturunan dan kami berwarganegara Indonesia.
Pikiran yang licik akan membawa pada tindakan yang licik juga. Kekuatan pikiranlah yang membawa kita pada kehidupan yang akan kita pilih. Oke oke, semua boleh bilang negara kita demokratis. Semua bebas berpendapat, semua bebas mencela, semua bebas melakukan apapun.
Tanpa etika berbicara? Tanpa kecerdasan otak? Tanpa kematangan iman? Begitukah cara-cara manusia beriman bertindak, berfikir dan berpendapat?
Renungan ini juga berlaku untuk saya. Untuk semua yang merasa pernah melecehkan satu sama lain.
Pikirkan lagi. Kita masih punya waktu untuk mengarahkan hati kita untuk kebenaran.
Tuhan yang maha tahu, sudah tahu ini akan terjadi. Mengingatkan kita, kekacauan ini justru membuat kita semakin mendekatkan diri pada kuasaNya atau tidak.
Itu tetap akan menjadi pilihan.
Terima Kasih.
Rabu, 09 Juli 2014
Selasa, 08 Juli 2014
Ah, sudah lama rasanya pikiranku melayang-layang
Sudah saatnya akupun menuangkan pikiranku ini.
Siapa tahu, goresan elektronik ini membantuku untuk sedikit mengurangi kepenatanku.
Dan juga untuk sedikit intropeksi diri.
Aku hiraukan televisi yang sedang berkicau
Aku hiraukan sejenak berita tentang kekacauan
Ah, Aku muak?
Tidak juga
Hal seperti memang haruslah terjadi
Tuhan sedang bekerja
Dia tahu pendosa-pendosa seperti mereka dan juga aku sedang mencari-cari kebenaran
Hanya saja dengan cara yang berbeda
Kamis, 27 Maret 2014
Kulirik jendelaku, ah ternyata matahari mengintipku dibalik goresan kain biruku.
Dia sudah lebih dulu terbangun dariku. Aku kalah cepat.
Kudengar burung bernyayi di bingkai jendelaku.
Ah, ternyata burung kecil itu lebih lincah dariku.
Semua yang ada didunia ini indah.
Tuhan Yang Maha Kuasa menunjukkan kuasaNya lebih dahulu.
Takutlah kita akan Dia, Sang Maha Kuasa.
Pencipta segala sesuatu yang ada.
Pendengar segala-galanya.
Selasa, 14 Januari 2014
Senin, 13 Januari 2014
Jumat, 10 Januari 2014
Sudahlah sudah
Jangan kau jatuhkan lagi air matamu.
Simpan saja tetesan-tetesan kesedihanmu.
Aku tahu, kau ingin mengatakan sesuatu. Aku tahu.
Tapi aku juga tahu, bahwa engkau kuat untuk tidak membiarkan tetesan itu mengalir.
Hatimu ingin mengatakan sesuatu?
Ya, dengarkanlah ia. Ia akan menjadi penunjuk terang dalam remang logikamu.
Jangan kau tutup pintumu, aku sedih jika kau menutupnya.
Aku mohon jangan.
Semua pasti akan berjalan sebagaimana mestinya, kau tahu itu.
Hanya cukup dengan bersabar dan indahkanlah pribadimu.
Simpan tetesanmu itu untuk sebuah kemuliaan yang agung.
Kamis, 09 Januari 2014
Melihatmu dari kejauhan, sejenak aku sadari bahwa kau mencintai keindahan. Ya, semua manusia mencintai keindahan. Keindahan yang Tuhan ciptakan untuk dinikmati oleh salah satu panca indera kita. Begitulah. Tapi satu hal, hanya itu yang kau inginkan? hanya keindahan?
Kau hanya melihat dari satu sisi saja, sobat. Satu sisi. Itu tidak adil ketika kau menuntut, kau ingin diterima dari segala sisi. Belajarlah untuk tidak berfikir dari satu sisi. Aku belajar, Kau belajar, Semuanya belajar.
Keindahan yang kau dapatkan memang mudah, karena kaupun merasa dirimu indah. Semua keindahan itu indah, tahukah kau sobat?
Keindahan yang kau dapatkan dengan mudah itu, membuatmu semua menjadi terasa mudah. Kau pamerkan apa yang kau dapatkan, bahagiakah engkau sobat?
Aku berkata seperti ini karena aku peduli. Ada banyak keindahan yang belum kau lihat. Akupun begitu, maka aku berkata demikian. Aku ingin melihat keindahan dari kacamatamu, dari kacamata yang lain.
Sobat, ada hal yang tidak dapat kau ubah. Mungkin memang bukan bagianmu. Sayangnya, kau mungkin tidak menyadari itu.
Langganan:
Postingan (Atom)