Rabu, 01 Agustus 2012

she has been calling labi



yap. biola kesayangan saya yang sering saya terlantarkan dikamar kos karena kesibukan saya sebagai mahasiswi akuntansi. mungkin kalau saja saya mahasiswi jurusan musik, labi bakal sering saya ajak kemanapun saya pergi. sayang sekali. tapi hal itu tentu saja tidak mengurangi rasa sayang saya terhadap biola yang masih berumur 4,5 tahun ini.

labi saya beli di tahun 2007 akhir karena saat  SMA kelas 1. berawal dari saya melihat ekstrakulikuler di sekolah saat itu, saya tertarik alat musik yang kita sebut biola ini. saya ikut sebagai anggota orkestra yang kemudian beruntung bagi saya karena orang tua mendukung kesukaan saya dibidang musik ini.
tidak lama setelah saya diuji tes kepekaan telinga tentang tangga nada dan saya lolos, masuklah saya sebagai anggota orkestra. awalnya saya latihan menggunakan biola yang disediakan oleh sekolah saya. setelah saya mulai nyaman dan memantapkan hati, orang tua saya menyetujui usulan saya untuk membeli biola sebagai aset pribadi.
mulailah saya mencari biola untuk saya gunakan, tak lama setelahnya ketemu lah biola buatan china ini yang kemudian saya beri nama labi. kepanjangannya labiola. hahahaha. nama yang aneh tapi bagi saya lucu.
seiring berjalannya waktu dan kegiatan saya sebagai anggota orkestra, saya semakin mengenal labi dan nyaman menggunakan labi. yah walaupun perawatan labi cukup susah pada awalnya. tidak ada sedikit niat dari saya untuk menjual biola ini. banyak hal yang sudah saya alami bersama labi.

bermain musik sama halnya bermain hati. labi sangat tau suasana hati saya ketika saya mulai menyentuhnya. aneh memang. tapi memang seperti itu. saat suasana hati saya sedang buruk, dan saya bermain dengan labi rasanya labi juga ikut mengerti apa yang sedang saya alami. begitu juga saat saya dalam keadaan baik sekalipun. nada riang yang labi keluarkan terasa menggembirakan.
saya terbiasa membaca arrangements saat saya sedang bersama labi. maklum saja, namaya juga orkestra harus ada sinkronisasi antara biola 1, biola 2, biola alto, dan cello. kebetulan saya ditempatkan pada biola 2. menyenangkan sekali ketika saya dan biola tersayang saya nyaman bermain di nada-nada rendah.

tapi sekarang saat saya kuliah, tidak ada lagi arrangements, tidak ada lagi orkestra. hal itu membuat saya cukup kecewa karena saya berfikir labi pasti akan lebih sering saya tinggalkan. dan itu terbukti!
kemudian saya mencari cara supaya saya tidak benar-benar meninggalkan apa yang saya sukai ini. saya tidak ikut anggota orkestra manapun, karena saya ditawarin suatu hal menarik yang belum pernah saya coba sebelumnya, yaitu tergabung dalam anggota band. setelah saya berfikir panjang kemudian saya memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dengan resiko tidak ada arrangements yang sama saja artinya saya harus improvisasi dengan nada. awalnya saya dan labi tersendat saat prosesnya, karena labi terbiasa bermain dengan arrengements. tapi lagi-lagi, labi bisa menyesuaikan diri dengan cepat. saya dan labi sama-sama belajar bersama tentang sesuatu yang belum pernah kita coba sebelumnya.
aneh ya jika mendengar bahwa ternyata biola ini seperti seorang manusia. tapi saya yakin semua alat musik juga memiliki jiwanya sendiri. mereka berbicara menggunakan bahasa yang kita bisa nikmati.

bagi saya, musik adalah jiwa.
kita ketika mendengarkan musik sedih ya itulah yang sebenarnya kita rasakan (mungkin dibawah alam bawah sadar kita), begitu pula musik yang menyenangkan.


3 komentar:

  1. Kak ini si Labi mereknya apa????
    Terus harganya berapa???

    BalasHapus
  2. Ini shi ten. Buatan china. Sekitar 1jt mas.

    BalasHapus
  3. Oke terimakasih kak,
    setelah baca postingan ini jadi ingin belajar biola :)

    BalasHapus