Sabtu, 22 September 2012

penjelajah malam



gigi seri bergetar, mendengar yang tidak ingin didengar
bibir terkatup dengan lembut
ingin kutarik senyuman anggun dalam wajah
tapi gagal, hasil yang nampak hanya kosong tak berisi

kemudian horizon semakin hitam pekat
muncul titik-titik kecil bersinar terang
seperti biasa, hanya embun malam yang menyentuh kulit
dengan sangat elegan masuk dalam pori-pori
dingin dan sangat dingin

dan aku berjalan diatas karpet abu-abu buatan manusia
dengan segala tenaga aku berjalan menjauh
dengan kepastian hati yang tidak pasti
ingin rasanya menengok dibalik punggungku
ingin tahu apakah ada sesuatu yang terjadi dibelakangku?

terus berjalan, tanpa kaca mata kuda
sulit memang, kebiasaanku selalu menggunakan kaca mata itu
kini sebaiknya harus kulepaskan secara perlahan dan tenang
bingkai indah mata itu harus terlepas
agar tidak hanya melihat sisi hadapanku
tapi juga melihat sisi-sisiku yang lain
dan tidak untuk sisi dibalik punggungku ini




immartha saputri



1 komentar:

  1. kemudian horizon semakin hitam pekat
    muncul titik-titik kecil bersinar terang
    seperti biasa, hanya embun malam yang menyentuh kulit dengan sangat elegan masuk dalam pori-pori
    dingin dan sangat dingin
    .......
    .......kata2nya oke...

    BalasHapus