Kamis, 06 September 2012

Sang penabur benih


hai kau yang tampan rupawan
kau menabur benihmu diladang yang indah
benih-benih yang keunggulannya kau pastikan luar biasa
setiap hari kau sirami dengan air yang jernih
saat matahari terbenam kau usahakan agar benihmu itu bisa tetap tumbuh subur
setiap hari kau melakukan itu dengan harapan benih yang kau tanam akan tumbuh indah
dari waktu ke waktu tak lupa juga kau menengok apakah benih yang kau tanam telah tumbuh

benih yang kau tanam kini tumbuh subur tak terkira
diluar dugaanmu
indah. ya memang indah

kemudian
ketika badai datang, kau tidak bisa berbuat apa apa atas apa yang kau tabur
ironis memang
kau berlindung tanpa kau menyelamatkan benih yang kau tanam
kau tinggalkan benih itu dan tidak kau hiraukan
badai semakin membabibuta
membuatmu semakin tak berdaya untuk menyelamatkan benihmu yang telah tumbuh subur itu
kau semakin takut akan badai yang mungkin dapat menghempaskanmu

benih yang kau taburkan, tetap diam tak bergerak
menunggu sang penabur menghampirinya
dengan harapan dapat memberikan tempat yang lebih aman
dengan rasa teramat pedih, benih hanya diam tak berdaya
akar kokohnya telah memberinya kekuatan untuk tidak membuatnya pergi bersama badai

wahai sang penabur benih, lihatlah aku
benihmu ini,
aku tetap kuat pada tempat dimana kau tanam aku
hai sang penabur, dimanakah engkau sekarang?
sedang berlindungkah kamu didalam kesunyian rumahmu?
sedang apakah kau hai sang penabur?
diam terlarut dalam kesendirianmu?

kau memang bukan Sang penabur yang sempurna
tapi perlu kau ingat,hai Sang penabur
benih yang kau tanam ini
akan terus tumbuh tinggi
hingga kau akan terkejut saat kau menengoknya
suatu saat nanti
kau boleh berbangga, hai Sang penabur benih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar