Selasa, 16 Oktober 2012

i think what i think



Banyak pertanyaan dalam pikiran saya. Yang mungkin tidak akan bisa langsung dijawab. Sebenarnya apa yang manusia cari didunia ini? Uang kah? Kecantikan kah? Atau kebahagiaan?
Jika kebahagiaan, dengan apa kebahagiaan itu diukur?
Apa sebenarnya tanggung jawab manusia sejak dilahirkan kedunia?

Saya dilahirkan sebagai perempuan peranakan indo cina .Tentu saja saya tidak ingin dilahirkan sebagai peranakan indo cina, tapi ternyata (yang selama ini kita yakini) Tuhan menginginkan saya hidup sebagaiman yang Dia kehendaki. Sampai detik inipun saya masih bertanya-tanya, buat apa saya hidup sekarang?
Banyak orang mengatakan ( berdasarkan apa yang mereka baca dalam kitab suci setiap agama ) bahwa kita dilahirkan untuk bisa menguasai dunia, karena Tuhan memberikan dunia pada umat manusia.
Kemudian saya berfikir, “ oh jadi ini kenapa manusia selalu berfikir bagaimana caranya menguasai dunia, sehingga timbullah perang?”

Hey, memangnya manusia senang ya dengan cara seperti itu?

Oke tapi hal itu tidak akan saya bahas lebih lanjut, yang akan saya bahas adalah pribadi manusia yang sedang mencari jawaban tentang apa yang dipikirkan manusia itu sendiri. Mungkin terdengar tidak penting, tapi bagi saya ini sangat penting karena saya tidak bisa membohongi diri saya lagi bahwa saya ingin hidup sebagai individu yang merdeka.
Saya hidup ditengah lingkungan yang sangat majemuk, karena kemajemukan itulah membuat saya belajar banyak hal termasuk untuk hal-hal yang baru. Selama ini ternyata saya hidup untuk kepentingan orang tua saya, karena orang tua saya mengharapkan banyak hal dalam diri saya. Seiring berjalannya waktu saya berfikir, apakah saya nyaman dengan apa yang saya kerjakan sekarang? Apakah benar yang orang tua pikir itu baik, menurut saya juga baik?
Banyak orang mengatakan ( lagi-lagi kata orang ) kita tidak boleh durhaka pada orang tua sendiri, hormatilah orang tuamu. Saya menghormati orang tua saya, tapi terkadang mereka juga belum tentu benar dalam segala hal kan? Ada yang bilang kebenaran manusia tidak ada yang absolut, Kalau gitu, tidak semua perkataan orang tua itu benar? ( mengingat opini setiap manusia pasti selalu berbeda berdasarkan kondisi yang dialami ). Memang mereka jauh lebih berpengalaman dibandingkan saya yang masih seumur jagung, saya juga tidak menyalahkan orang tua saya karena mereka menyadari bahwa saya sudah cukup dewasa dalam mengambil keputusan.
Hidup jauh dari orang tua mengajarkan banyak hal, semakin tua saya semakin merasakan sebenarnya pikiran manusia cukup kompleks untuk dijelaskan. Entah kenapa saya merasa ingin tidak dilahirkan saja, tapi apa boleh buat. Setiap orang boleh berpendapat tapi kenapa banyak orang yang selalu membenarkan apa yang mereka dengar tapi mereka belum mengalaminya. Aneh kan?
Contoh kecil saja, kita pasti berfikir bahwa seorang preman pasti jahat karena pembawaannya yang terkesan seperti seorang kriminil yang dicari oleh anggota kepolisian, padahal kita tidak disakiti olehnya. Tapi kita bisa bilang bahwa orang itu jahat. Sebenarnya siapa sih yang jahat? Mereka yang tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap kita atau kita yang berani memvonis mereka jahat padahal kita hanya tahu dari pendapat umum?
Hal yang paling aneh adalah image yang sudah melekat akan susah untuk dihilangkan, sekalipun tindakan yang menimbulkan akibat buruk hanya terjadi sekali. Disayangkan sekali kita terkadang tidak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan. Sekalipun kita sudah berusaha menyampaikan secara implisit bahwa kita bukan seperti apa yang orang lain pikir negative tentang diri kita.
Yang paling menjengkelkan adalah kita tidak diterima dilingkungan hanya karena kita “aneh” atau “tidak baik”. Itu lebih aneh lagi. Sebagai makhluk social manusia terkadang tidak menyadari sejelek apapun orang itu sudah seharusnya kita tidak menghindarinya, kita butuh manusia lain untuk belajar banyak hal. Hal seperti itu hanya akan menutup pikiran kita tentang orang lain yang ternyata sangat unik.
Memang manusia bodoh saya ini, berbicara panjang lebar yang ujungnya tidak ada kejelasan. Menyebalkan? Bagi saya ini hanya pembenahan diri saja, mungkin saat ini pikran saya memang sedang dalam masa yang bisa kita sebut labil. Setidaknya dari kelabilan saya ini, saya banyak belajar tentang apa yang tidak saya dapatkan dari pendidikan formil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar