Kamis, 29 November 2012

you'll go, i'll stay


Tuan, sedang apa dirimu sekarang?
Sedang berteduhkan di tengah hujan badai ini.
Atau mungkin sedang menikmati secangkir kopi, sepertiku sekarang.

Tuan, sudah sampai mana kau sekarang?
Kau pergi menyebrangi samudera pasifik dan membelah lautan atlantik.
Kau sedang mencari kesempurnaan ciptaan dari Sang Pencipta?
Tuan, kau akan lelah ketika kau ingin menelusuri semuanya.
Cakrawala ini tiada batas.
Sama seperti ketika kau mulai mencari kesempurnaan. Tiada batas, Tuan.

Aku duduk manis ingin mendengarkan kisahmu.
Duduk manis ditemani buku-buku masa laluku.
Ditemani secangkir kopi hitam pekat.
Dan ya, aku menunggumu untuk mendengar langsung apa yang sudah kau lakukan.
Menunggumu untuk mengajakku mencari pohon teduh lainnya.
Pohon yang rindang dan besar.
Pohon yang dapat melindungiku dari terik.
Seperti kau, Tuan.

Tapi aku tidak tahu, kapan kau akan kembali bercerita.
Sepertinya yang kau cari terlalu banyak.
Yang kau ragukan juga terlalu banyak.
Berilah sedikit waktu untuk hati dan pikiranmu.
dan Tuan, hati-hatilah dengan perjalananmu.


1 komentar:

  1. Mungkin, tuan yang kau maksudkan adalah "jenis" tuan yang tidak pernah ada saat dirimu mengingikan dirinya ada, namun dirinya selalu ada saat dirimu membutuhkannya..
    Mungkin ketika dirimu merasa sedang membutuhkan sang tuan dan sang tuan tidak datang seperti yg kau harapkan, sang tuan yakin bahwa dirimu sedang tidak membutuhkannya. Dirimu hanya sedang terbuai oleh "Self-pity", sehingga sang tuan menganggap hanya dirimu yang mampu menyelesaikan persoalanmu; Bukan hanya sekedar "menganggap", tapi barangkali benar-benar yakin dirimu dapat mengatasinya, hanya saja dirimu belum menemukan jalan setapak yang tepat.
    ^_^
    Keep in reflectting your life....
    Salam Kurcaci Ikal

    BalasHapus