Senin, 15 Juli 2013

Kini kulihat dari halte bus, dua manusia dengan tawa renyah mereka.
"Ah, rasa-rasanya aku mengenal sosok salah satunya"
Kutajamkan lagi mataku untuk menegaskan pikiranku.
Ternyata memang benar, seorang yang dulu pernah ada dalam hidupku.
Untuk beberapa lama, akupun tak ingat.
Terlalu lama mungkin.

Binar matanya, menandakan kebahagiaannya sekarang.
Mata itu dulu pernah aku rasakan saat aku bermain dengannya.
Tapi aku sadar, matanya sekarang tak sepenuhnya penuh.
Seperti gelas yang hanya terisi setengah air.
Masih ada beberapa ganjalan yang belum dia ucapkan.
Entah apa itu, aku hanya merasakan, mungkin ke-soktahuan-ku saja.
Semoga.

Dan hey, teman.
Apakah jika aku datang menyapa kamu akan terkejut?
Semoga tidak.
Tapi aku tahu, jika aku menyapa, sorot mata temanmu itu tidak akan menyukainya.
Sapaanku terhadapmu mungkin akan menyakitinya
Atau mungkin hatinya menjadi khawatir.

Tenang saja, aku akan tetap berdiri menunggu bus ku untuk pergi.
Tanpa menyapamu.
Semoga suatu saat nanti, akan ada waktu kita dapat duduk bersama.
Dan kamu menceritakan hidupmu.
Aku dengan satu gelas kopi hitam pekat,
Dan kamu dengan segelas susu panas, kesukaanmu.
Seperti biasa.



1 komentar:

  1. jika seseorang sudah mencintai sesuatu, apa yang lebih membahagiakan selain berjumpa dengan objek yang dicintainya?

    BalasHapus